Others
ELEMEN-ELEMEN DALAM DESAIN
KOMUNIKASI VISUAL ABSTRAK Dalam era globalisasi informasi dan teknologi seperti sekarang ini, Desain Komunikasi Visual berperan penting dan menjadi topik hangat yang tidak dapat terlepas dari kehidupan kita sehari-hari. Hampir setiap hari, kemanapun kita pergi, kita akan menjumpai bentuk-bentuk dari Desain Komunikasi Visual. Sayangnya, banyak diantara kita yang belum sadar akan tujuan dan manfaat dari Desain Komunikasi Visual itu sendiri. Tulisan ini akan membahas mengenai apa tujuan, manfaat, elemen dan lapangan kerja dari Desain Komunikasi Visual
ABSTRACT
In the recent information and technology globalization era, the role of Visual Communication Design has become important and it has become a hot topic which is inescapable from our daily lives. Almost every day, everwhere we go, we will encounter different forms of Visual Communication Design. Unfortunately, most of us have not yet realized the objectives and purposes of the Visual Communication Design. This paper will discuss about what the functions, purposes, elements and fields of the Visual Communication Design are. Kata kunci : komunikasi, desain komunikasi visual
PENDAHULUAN
Manusia, sebagai makhluk sosial mempunyai kebutuhan untuk berkomunikasi dengan makhluk hidup lain. Komunikasi dapat dilakukan baik secara lisan dan tulisan (visual). Contoh paling konkrit dari komunikasi lisan antara lain adalah berbicara, berdiskusi, melalui radio dan lain-lain; sedangkan komunikasi tulisan (visual) adalah surat, majalah, brosur, surat kabar, dan lain-lain. Bahkan dewasa ini, seiring dengan berkembangnya teknologi dan informasi, kita dapat juga berkomunikasi dengan cara yang menggabungkan kedua bentuk tersebut di atas, contohnya televisi dan multi media. Dalam era globalisasi dewasa ini, banyak di antara kita dengan kesibukan kita, kurang mempunyai waktu untuk berkomunikasi secara lisan lagi. Komunikasi lebih banyak dilakukan dengan tulisan, contohnya melalui memo, surat, faksimili, e-mail dan lain-lain; atau secara visual, contohnya dengan poster, leaflet, brosur dan lain-lain. Dengan perkembangan seperti inilah kemudian muncul kebutuhan akan sumber daya manusia yang memiliki spesialisasi di bidang ini, yang kemudian muncul disipilin yang dikenal sebagai bidang graphic design atau Desain Komunikasi Visual.
SEJARAH KOMUNIKASI VISUAL
Sejak jaman pra-sejarah manusia telah mengenal dan mempraktekkan komunikasi visual. Bentuk komunikasi visual pada jaman ini antara lain adalah piktogram yang digunakan untuk menceritakan kejadian sehari-hari pada Jaman Gua (Cave Age), bentuk lain adalah hieroglyphics yang digunakan oleh bangsa Mesir. Kemudian seiring dengan kemajuan jaman dan keahlian manusia, bentuk-bentuk ini beralih ke tulisan, contohnya prasasti, buku, dan lain-lain. Dengan perkembangan kreatifitas manusia, bentuk tulisan ini berkembang lagi menjadi bentuk-bentuk yang lebih menarik dan komunikatif, contohnya seni panggung dan drama; seperti sendratari Ramayana, seni pewayangan yang masih menjadi alat komunikasi yang sangat efektif hingga sekarang.
Sebagai suatu profesi, desain
komunikasi visual baru berkembang sekitar tahun 1950-an. Sebelum itu, jika
seseorang hendak menyampaikan atau mempromosikan sesuatu secara visual, maka ia
harus menggunakan jasa dari bermacam-macam “seniman spesialis”.
Spesialis-spesialis ini antara lain adalah visualizers (seniman visualisasi);
typographers (penata huruf), yang merencanakan dan mengerjakan teks secara
detil dan memberi instruksi kepada percetakan; illustrators, yang memproduksi
diagram dan sketsa dan lain-lain.
Dalam perkembangannya, desain
komunikasi visual telah melengkapi pekerjaan dari agen periklanan dan tidak
hanya mencakup periklanan, tetapi juga desain majalah dan surat kabar yang
menampilkan iklan tersebut.Desainer komunikasi visual telah menjadi bagian dari
kelompok dalam industri komunikasi - dunia periklanan, penerbitan majalah dan
surat kabar, pemasaran dan hubungan masyarakat (public relations).
DESAIN KOMUNIKASI VISUAL DAN SENI
MURNI
Desain Komunikasi Visual bukan seni
murni. Seorang seniman pada bidang seni murni terkadang mempunyai penonton atau
pengamat hanya satu (seniman itu sendiri), dimana karya seni tersebut merupakan
ekspresi emosi dan perasaan dari seniman itu sendiri yang pada akhirnya
bertujuan untuk memuaskan diri seniman tersebut. Sedangkan seorang desainer
komunikasi
visual menghadapi lebih dari satu
pengamat yang kadangkala bisa mencapai jutaan orang, dimana desainer itu harus
dapat memahami dan menginterpretasikan permintaan seseorang atau sekelompok
orang ke dalam suatu karya desain yang pada akhirnya bertujuan untuk memuaskan
orang atau sekelompok orang itu. Seringkali desain komunikasi visual tampak
seperti seni murni, dan sebaliknya seni murni dapat tampak seperti desain
komunikasi visual. Bahan dan teknik yang digunakan juga hampir sama, tetapi
maksud dan tujuan masing-masingnya berbeda. Seniman dan desainer, keduanya
berusaha memecahkan problem visual, tetapi seniman murni bertujuan lebih untuk
memuaskan diri; sedangkan desainer harus menggerakkan sekelompok orang untuk
menghadiri suatu acara, mengikuti petunjuk, memahami peta suatu lokasi atau
membeli suatu produk. Desain komunikasi visual memegang peranan yang sangat
penting dalam kehidupan kita sehari-hari. Kemanapun kita pergi, kita akan
menjumpai informasi-informasi yang berkomunikasi secara visual. Tanda-tanda dan
rambu-rambu lalu lintas, poster-poster promosi tentang restoran, hotel dan lain
sebagainya, semua dapat memberikan informasi kepada pengamatnya yang terdiri
dari berbagai kelompok usia dan berasal dari berbagai kalangan dan golongan.
Hal ini juga yang membedakan desain komunikasi visual dari seni murni, di mana
desain komunikasi visual harus bersifat universal (dapat dimengerti oleh semua
orang), sedangkan dalam seni murni lebih bersifat emosional, di mana maksud
dari seniman itu tidak harus dapat diartikan dan dibaca oleh orang lain.
DAN FUNGSI DESAIN KOMUNIKASI VISUAL
Desain komunikasi visual adalah
desain yang mengkomunikasikan informasi dan pesan yang ditampilkan secara
visual. Desainer komunikasi visual berusaha untuk mempengaruhi sekelompok
pengamat. Mereka berusaha agar kebanyakan orang dalam target group (sasaran)
tersebut memberikan respon positif kepada pesan visual tersebut. Oleh karena
itu desain komunikasi visual harus komunikatif, dapat dikenal, dibaca dan
dimengerti oleh target group tersebut.
Seorang desainer komunikasi visual
yang profesional harus memiliki pengetahuan dan kemampuan yang luas tentang
komunikasi visual. Selain visualisasi dan bakat yang baik dalam berkomunikasi
secara visual, ia juga harus mempunyai kemampuan untuk menganalisa suatu
masalah, mencari solusi masalah tersebut dan mempresentasikan secara visual.
Alat-alat canggih seperti komputer dan printer yang
up-to-date hanya berfungsi sebagai sarana untuk meningkatkan produktifitas.1
Dalam perkembangannya selama beberapa abad, desain komunikasi visual mempunyai
tiga fungsi dasar, yaitu sebagai sarana identifikasi, sebagai sarana informasi
dan instruksi, dan yang terakhir sebagai sarana presentasi dan promosi.
a. Desain Komunikasi Visual sebagai
sarana identifikasi
Fungsi dasar yang utama dari desain
komunikasi visual adalah sebagai sarana identifikasi. Identitas seseorang dapat
mengatakan tentang siapa orang itu, atau dari mana asalnya. Demikian juga
dengan suatu benda atau produk, jika mempunyai identitas akan dapat
mencerminkan kualitas produk itu dan mudah dikenali, baik oleh produsennya
maupun konsumennya. Kita akan lebih mudah membeli minyak goreng dengan
menyebutkan merek X ukuran Y liter daripada hanya mengatakan membeli minyak
goreng saja. Atau kita akan membeli minyak goreng merek X karena logonya
berkesan bening, bersih, dan “sehat”.
b. Desain Komunikasi Visual sebagai
sarana informasi dan instruksi
Sebagai sarana informasi dan
instruksi, desain komunikasi visual bertujuan menunjukkan hubungan antara suatu
hal dengan hal yang lain dalam petunjuk, arah, posisi dan skala; contohnya
peta, diagram, simbol dan penunjuk arah. Informasi akan berguna apabila
dikomunikasikan kepada orang yang tepat, pada waktu dan tempat yang tepat,
dalam bentuk yang dapat dimengerti, dan dipresentasikan secara logis dan
konsisten. Simbol-simbol yang kita jumpai sehari-hari seperti tanda dan rambu
lalu lintas, simbol-simbol di tempat-tempat umum seperti telepon umum, toilet,
restoran dan lain-lain harus bersifat informatif dan komunikatif, dapat dibaca
dan dimengerti oleh orang dari berbagai latar belakang dan kalangan. Inilah
sekali lagi salah satu alasan mengapa desain komunikasi visual harus bersifat
universal.
c. Desain Komunikasi Visual sebagai
sarana presentasi dan promosi
Tujuan dari desain komunikasi visual
sebagai sarana presentasi dan promosi adalah untuk menyampaikan pesan,
mendapatkan perhatian (atensi) dari mata (secara visual) dan membuat pesan
tersebut dapat diingat; contohnya poster. Penggunaan gambar dan kata-kata yang
diperlukan sangat sedikit, mempunyai satu makna dan mengesankan. Umumnya, untuk
mencapaitujuan ini, maka gambar dan kata-kata yang digunakan bersifat persuasif
dan menarik, karena tujuan akhirnya adalah menjual suatu produk atau jasa.
ELEMEN-ELEMEN DESAIN KOMUNIKASI
VISUAL
Untuk dapat berkomunikasi secara
visual, seorang desainer menggunakan elemen-elemen untuk menunjang desain
tersebut. Elemen-elemen yang sering digunakan dalam desain komunikasi visual
antara lain adalah tipografi, simbolisme, ilustrasi dan fotografi.
Elemen-elemen ini bisa digunakan sendiri-sendiri, bisa juga digabungkan. Tidak
banyak desainer komunikasi visual yang sangat “fasih” di setiap bidang ini,
tetapi kebanyakan mempunyai kemampuan untuk bervisualisasi. Seorang desainer
komunikasi visual harus mengenal elemen-elemen ini. Jika ia tidak dapat
mengambil sebuah foto tentang kejadian tertentu, maka ia harus tahu fotografer
mana yang mampu, bagaimana mengemukakan keinginannya dan bagaimana memilih
hasil akhir yang baik untuk direproduksi. Ia juga harus dapat membeli dan
menggunakan ilustrasi secara efektif, dan seterusnya.
a. Desain dan Tipografi
Tipografi adalah seni menyusun
huruf-huruf sehingga dapat dibaca tetapi masih mempunyai nilai desain.
Tipografi digunakan sebagai metode untuk menerjemahkan kata-kata (lisan) ke
dalam bentuk tulisan (visual). Fungsi bahasa visual ini adalah untuk
mengkomunikasikan ide, cerita dan informasi melalui segala bentuk media, mulai
dari label pakaian, tanda-tanda lalu lintas, poster, buku, surat kabar dan
majalah. Karena itu pekerjaan seorang tipografer (penata huruf) tidak dapat
lepas dari semua aspek kehidupan sehari-hari. Menurut Nicholas Thirkell,
seorang tipographer terkenal, pekerjaan dalam tipografi dapat dibagi dalam dua
bidang, tipografer dan desainer huruf (type designer). Seorang tipografer
berusaha untuk mengkomunikasikan ide dan emosi dengan menggunakan bentuk huruf
yang telah ada, contohnya penggunaan bentuk Script untuk mengesankan
keanggunan, keluwesan, feminitas, dan lain-lain. Karena itu seorang tipografer
harus mengerti bagaimana orang berpikir dan bereaksi terhadap suatu image yang
diungkapkan oleh huruf-huruf. Pekerjaan seorang tipografer memerlukan
sensitivitas dan kemampuan untuk memperhatikan detil. Sedangkan seorang
desainer huruf lebih memfokuskan untuk mendesain bentuk huruf yang baru.2 Saat
ini, banyak diantara kita yang telah terbiasa untuk melakukan visualisasi serta
membaca dan mengartikan suatu gambar atau image. Disinilah salah satu tugas
seorang tipografer
untuk mengetahui dan memahami jenis
huruf tertentu yang dapat memperoleh reaksi dan emosi yang diharapkan dari
pengamat yang dituju. Dewasa ini, selain banyaknya digunakan ilustrasi dan
fotografi, tipografi masih dianggap sebagai elemen kunci dalam Desain Komunikasi
Visual. Kurangnya perhatian pada pengaruh dan pentingnya elemen tipografi dalam
suatu desain akan mengacaukan desain dan fungsi desain itu sendiri. Contohnya
bila kita melihat brosur sebuah tempat peristirahatan (resor), tentunya kita
akan melihat banyak foto yang menarik tentang tempat dan fasilitas dari tempat
tersebut yang membuat kita tertarik untuk mengunjungi tempat tersebut untuk
bersantai. Tetapi bila dalam brosur tersebut digunakan jenis huruf yang serius
atau resmi (contohnya jenis huruf Times), maka kesan santai, relax dan nyaman
tidak akan ‘terbaca’ dalam brosur tersebut.
b. Desain dan Simbolisme
Simbol telah ada sejak adanya
manusia, lebih dari 30.000 tahun yang lalu, saat manusia prasejarah membuat
tanda-tanda pada batu dan gambar-gambar pada dinding gua di Altamira, Spanyol.
Manusia pada jaman ini menggunakan simbol untuk mencatat apa yang mereka lihat
dan kejadian yang mereka alami sehari-hari. Dewasa ini peranan simbol sangatlah
penting dan keberadaannya sangat tak terbatas dalam kehidupan kita sehari-hari.
Kemanapun kita pergi, kita akan menjumpai simbol-simbol yang mengkomunikasikan
pesan tanpa penggunaan kata-kata. Tempat-tempat umum seperti pusat
perbelanjaan, hotel, restoran, rumah sakit dan bandar udara; semuanya
menggunakan simbol yang komunikatif dengan orang banyak, walaupun mereka tidak
berbicara atau menggunakan bahasa yang sama. Simbol sangat efektif digunakan
sebagai sarana informasi untuk menjembatani perbedaan bahasa yang digunakan,
contohnya sebagai komponen dari signing systems sebuah pusat perbelanjaan.
Untuk menginformasikan letak toilet, telepon umum, restoran, pintu masuk dan
keluar, dan lain-lain digunakan simbol. Bentuk yang lebih kompleks dari simbol
adalah logo. Logo adalah identifikasi dari sebuah perusahaan, karena itu suatu
logo mempunyai banyak persyaratan dan harus dapat mencerminkan perusahaan itu.
Seorang desainer harus mengerti tentang perusahaan itu, tujuan dan objektifnya,
jenis perusahaan dan image yang hendak ditampilkan dari perusahaan itu. Selain
itu logo harus bersifat unik, mudah diingat dan dimengerti oleh pengamat yang
dituju.
c. Desain dan Ilustrasi
Ilustrasi adalah suatu bidang dari
seni yang berspesialisasi dalam penggunaan gambar yang tidak dihasilkan dari
kamera atau fotografi (nonphotographic image) untuk visualisasi. Dengan kata
lain, ilustrasi yang dimaksudkan di sini adalah gambar yang dihasilkan secara
manual.
Pada akhir tahun 1970-an, ilustrasi
menjadi tren dalam Desain Komunikasi Visual. Banyak orang yang akhirnya
menyadari bahwa ilustrasi dapat juga menjadi elemen yang sangat kreatif dan
fleksibel, dalam arti ilustrasi dapat menjelaskan beberapa subjek yang tidak
dapat dilakukan dengan fotografi, contohnya untuk untuk menjelaskan informasi
detil seperti cara kerja fotosintesis.3
Seorang ilustrator seringkali
mengalami kesulitan dalam usahanya untuk mengkomunikasikan suatu pesan
menggunakan ilustrasi, tetapi jika ia berhasil, maka dampak yang ditimbulkan
umumnya sangat besar. Karena itu suatu ilustrasi harus dapat menimbulkan respon
atau emosi yang diharapkan dari pengamat yang dituju. Ilustrasi umumnya lebih
membawa emosi dan dapat bercerita banyak dibandingkan dengan fotografi, hal ini
dikarenakan sifat ilustrasi yang lebih hidup, sedangkan sifat fotografi hanya
berusaha untuk “merekam” momen sesaat.
Saat ini ilustrasi lebih banyak
digunakan dalam cerita anak-anak, yang biasanya bersifat imajinatif. Contohnya
ilustrasi yang harus menggambarkan seekor anjing yang sedang berbicara atau
anak burung yang sedang menangis karena kehilangan induknya atau beberapa ekor
kelinci yang sedang bermain-main. Ilustrasi-ilustrasi yang ditampilkan harus
dapat merangsang imajinasi anak-anak yang melihat buku tersebut, karena umumnya
mereka belum dapat membaca.
d. Desain dan Fotografi
Ada dua bidang utama di mana seorang
desainer banyak menggunakan elemen fotografi, yaitu penerbitan (publishing) dan
periklanan (advertising). Beberapa tugas dan kemampuan yang diperlukan dalam
kedua bidang ini hampir sama. Menurut Margaret Donegan dari majalah GQ, dalam
penerbitan (dalam hal ini majalah) lebih diutamakan kemampuan untuk bercerita
dengan baik dan kontak dengan pembaca; sedangkan dalam periklanan (juga dalam
majalah) lebih diutamakan kemampuan untuk menjual produk yang diiklankan
tersebut.4
Kriteria seorang fotografer yang
dibutuhkan oleh sebuah penerbitan juga berbeda dengan periklanan. Dalam
penerbitan, fotografer yang dibutuhkan adalah mereka yang benar-benar kreatif
dalam “bercerita”, karena foto-foto yang mereka ambil haruslah dapat
“bercerita” dan menunjang berita yang diterbitkan. Sedangkan dalam periklanan,
fotografer yang dibutuhkan adalah mereka yang kreatif dan jeli, serta mempunyai
keahlian untuk bervisualisasi. Contohnya, jika sebuah penerbit hendak
menerbitkan berita tentang perampokan, maka fotografer harus berusaha untuk
mengambil foto-foto yang dapat menunjang berita tersebut, misalnya suasana di
sekitar tempat kejadian, korban, saksi mata dan lain-lain. Jika sebuah
perusahaan periklanan hendak mempromosikan suatu parfum wanita yang berkesan
anggun dan lembut, maka fotografer harus dapat mengambil foto-foto yang
menonjolkan keanggunan dan kelembutan dari parfum tersebut, misalnya dengan
latar belakang kain sutra dengan warna-warna pastel yang berkesan lembut.
Fotografi sering dipakai selain
karena permintaan klien, juga karena lebih “representatif”. Contohnya jika
sebuah majalah yang memuat tentang wawancara dengan seorang bintang sinetron
yang sedang naik daun, maka akan digunakan foto dari bintang itu untuk
menunjang desain di samping isi berita itu sendiri. Contoh lain, untuk
menggambarkan sebuah tempat berlibur dalam sebuah brosur biro perjalanan, jika
menggunakan ilustrasi hasilnya tidak akan semenarik dibandingkan dengan foto.
Fotografi sangat efektif untuk
mengesankan keberadaan suatu tempat, orang atau produk. Sebuah foto mempunyai
kekuasaan walaupun realita yang dilukiskan kadangkala jauh dari keadaan yang
sesungguhnya. Selain itu sebuah foto juga harus dapat memberikan kejutan dan
keinginan untuk bereksperimen, misalnya dalam hal mencoba resep masakan yang
baru atau tren berpakaian terbaru.
Selain elemen-elemen ini, seorang
desainer perlu mengerti tentang konsep dasar pemasaran dan hubungannya dengan
visualisasi. Ia juga perlu mempunyai kemampuan untuk bekerja dengan rapi dan
tepat. Ia juga perlu mempunyai kemampuan untuk bersosialisasi (people skills)
untuk menghadapi klien, supplier, sub kontraktor, percetakan dan lain-lain.
LAPANGAN KERJA DESAINER KOMUNIKASI
VISUAL
1. Simbol
2. Logo
3. Majalah
4. Surat kabar
5. Periklanan
6. Katalog
7. Brosur
8. Stationery (kop surat, amplop dan kartu nama)
9. Poster 10. Papan iklan (billboard)
11. Promosi
12. Kalender
13. Kemasan
14. dan lain-lain
1. Simbol
2. Logo
3. Majalah
4. Surat kabar
5. Periklanan
6. Katalog
7. Brosur
8. Stationery (kop surat, amplop dan kartu nama)
9. Poster 10. Papan iklan (billboard)
11. Promosi
12. Kalender
13. Kemasan
14. dan lain-lain
Dewasa ini, seorang desainer
komunikasi visual tidak hanya berspesialisasi di salah satu bidang aplikasi.
Contohnya, seorang desainer yang bekerja di sebuah periklanan, tidak akan hanya
mendesain iklan untuk suatu produk saja, tetapi mungkin juga bertugas untuk
mendesain kemasan, katalog dan logo dari produk tersebut.
Sesuai dengan situasi dan kondisi
ekonomi sekarang ini, seorang desainer komunikasi visual dituntut untuk mampu
“ber-multi fungsi”. Ia tidak hanya bertugas mendesain saja, namun kadangkala ia
juga dituntut untuk dapat “menjual” hasil desainnya, mengawasi jalannya
produksi suatu brosur atau iklan dan lain-lain Karena itu kemampuan dasar dan
kemampuan menggunakan alat-alat canggih seperti komputer serta kemampuan untuk
bersosialisasi (people skill), di samping kemampuan dan pengetahuan yang luas
tentang desain itu sendiri adalah modal plus yang sangat menunjang karir
seorang desainer komunikasi visual.
KESIMPULAN
Desain Komunikasi Visual merupakan suatu bidang baru yang sedang dan akan terus berkembang. Dalam era globalisasi ini peran Desain Komunikasi Visual tidak terlepas dari kehidupan manusia sehari-hari dan menjadi sangat penting. Manusia dengan kesibukan sehari-hari yang menyita sebagian besar waktunya, cenderung mengutamakan efektivitas. Efektivitas dapat dicapai dengan mengkomunikasikan suatu informasi atau pesan secara visual.
Seiring dengan majunya tingkat
kecerdasan manusia, banyak diantara kita yang memiliki kecenderungan dan
“fasih” dalam bervisualisasi, sehingga mempermudah tujuan dan fungsi dari
Desain Komunikasi Visual itu sendiri yaitu sebagai sarana identifikasi, sarana
informasi dan instruksi, dan sarana presentasi dan promosi.
Desain sendiri adalah suatu evolusi.
Untuk sebagian orang, desain merupakan suatu perjalanan atau proses yang
menyenangkan. Apa yang kita pikirkan dalam proses itu bercerita tentang diri
kita dan proses kreatifitas. Selain itu, mengajarkan kita bagaimana sebuah
desain yang berhasil lahir dari berbagai proses mencoba dan gagal (trial and
error). Pada akhirnya, hasil dari desain itulah yang tentunya mendapatkan
pengakuan, tetapi prosesnya yang membuat hasil itu menjadi berarti. Seperti
kata Eugene Delacroix :
“kita bekerja bukan hanya untuk
berproduksi, tetapi untuk membuat waktu menjadi berharga.”
Advertising is a communication whose
purpose is to inform potential customers about products and services and how to
use and obtain them. Every major medium is used to deliver these messages,
including: television, radio, movies, magazines, newspapers, video games, the
Internet and billboards. Advertising is often placed by an advertising agency
on behalf of a company
Pengertian Iklan dan Periklanan
Iklan merupakan sebuah proses
komunikasi yang bertujuan untuk membujuk orang untuk mengambil tindakan yang
menguntungkan bagi pihak pembuat iklan. Iklan ditujukan untuk mempengaruhi
perasaan, pengetahuan, makna, kepercayaan, sikap, pendapat, pemikiran dan citra
konsumen yang berkaitan dengan suatu produk atau merek, tujuan periklanan ini
bermuara pada upaya untuk dapat mempengaruhi perilaku konsumen dalam membeli
sebuah produk yang ditawarkan.
Kata Iklan sendiri berasal dari bahasa
yunani, yang artinya adalah upaya menggiring orang pada gagasan. Adapun
pengertian secara komprehensif atau luas adalah semua bentuk aktifitas untuk
menghadirkan dan mempromosikan ide, barang ataupun jasa secara nonpersonal
melalui media yang dibayar oleh sponsor tertentu.
Menurut pakar periklanan dari
Amerika, S. William Pattis iklan adalah setiap bentuk komunikasi yang
dimaksudkan untuk memotivasi dan mempromosikan produk dan jasa kepada seseorang
atau pembeli yang potensial. Tujuannya adalah mempengaruhi calon konsumen untuk
berfikir dan bertindak sesuai dengan keinginan si pemasang iklan. Pengertian
lainnya, iklan adalah seni menyampaikan apa yang ditawarkan atau dijual untuk
mendapatkan perhatian dan menempatkan produk secara unik kedalam pikiran konsumen
dengan alat bantu
Secara spesifik, terdapat perbedaan
dan persamaan antara iklan dan periklanan. Persamaannya adalah bahwa keduanya
merupakan pesan yang ditujukan kepada khalayak. Perbedaannya yaitu iklan lebih
cenderung kepada produk atau merupakan hasil dari periklanan, sedangkan
periklanan merupakan keseluruhan proses yang meliputi penyiapan, perencanaan
pelaksanaan, dan pengawasan penyampaian iklan.
Tujuan Pemasangan Iklan
Advertising is the art of arresting
the human intelligence just long enough to get money from it.
Aspek pertama yang paling penting
sebelum merumuskan strategi periklanan adalah sebuah sasaran atau tujuan.
Tujuan itu tergantung pada apa yang ingin dicapai oleh klien. Penetapan tujuan
periklanan merupakan aspek penting yang mendapat perhatian serius. Tanpa tujuan
yang baik, tidak mungkin mengarahkan dan mengendalikan keputusan dengan efektif
dan efisien.
Tujuan periklanan berfungsi sebagai
alat komunikasi dan koordinasi, memberikan kriteria dalam pengambilan keputusan
serta sebagai alat evaluasi. Selain itu tujuan juga akan sangat membantu dalam
komunikasi dan membuat suatu garis antara keputusan strategis dan taktis.
Tujuan pemasangan iklan adalah tugas
komunikasi tertentu yang ahrus dilakukan terhadap khalayak sasaran tertentu
selama periode tertentu. Tujuan harus didasarkan pada keputusan-keputusan di
masa lalu tentang pasar sasaran, positioning dan bauran pemasaran, yang me
ndefinisikan pekerjaan yang harus dilakukan oleh pemasangan iklan dalam
kerangka program pemasaran keseluruhan.
Tujuan pemasangan iklan dapat
dikelompokan berdasarkan tujuan utamanya. Apakah tujuannya menginformasikan,
mempengaruhi atau mengingatkan.
Secara umum tujuan perusahaan
mengiklankan produknya adalah dalam rangka
* Menciptakan kesadaran pada suatu
merek di dalam benak konsumen. Brand awarness yang tinggi merupakan kunci untuk
mencapai brand equity yang kuat. Para pemasar harus menyadari bahwa tanpa Brand
awarness yang tinggi akan sulit untuk mendapatkan pangsa pasar yang tinggi.
* Mengkomunikasikan informasi kepada
konsumen mengenai keunggulan suatu merek. Manfaat ini berhubungan dengan
keunggulan dari sebuah produk dibanding produk lain.
* Mengasosiasikan suatu merek dengan perasaan serta emosi tertentu. Tujuannya,
agar ada hubungan emosi antara konsumen dengan suatu merek.
* Membuat perilaku. Artinya perilaku konsumen dapat dibentuk melalui kampanye
periklanan
* Mengembangkan atau mengubah citra atau personalitas dari sebuah merek. Sebuah
merek terkadang mengalami keterpurukan dimata konsumen sehingga perlu
diperbaiki citra atau image-nya yang dilakukan melalui periklanan
* Mengembangkan persepsi positif calon konsumen yang diharapkan kelak dapat
menjadi pembeli potensial
* Mengarahkan konsumen untuk membeli produk. Tetapi yang harus disadari adalah
iklan bukan segalanya, karena keberhasilan suatu merek di pasar tidak hanya
tergantung pada periklanannya tapi juga ditentukan oleh elemen pemasaran
lainnya.
Dari sekian banyak tujuan perusahaan
dalam periklanan seperti yang telah disebut di atas, hanya beberapa tujuan saja
yang harus dipilih. Tujuan tersebut harus benar-benar sesuai dengan apa yang
diinginkan perusahaan terhadap kampanye produknya, semakin efektif dan efisien
tujuan maka kemungkinan kampanye periklanan berhasil akan semakin terbuka.
Sebagaimana tujuan manajemen, tujuan periklanan harus dapat dioperasionalkan. Tujuan iklan yang baik tidak saja efektif bagi penentuan kriteria untuk mengambil keputusan, tetapi juga memberikan standar untuk membandingkannya dengan hasil akhir dari sebuah kampanye.
Sebagaimana tujuan manajemen, tujuan periklanan harus dapat dioperasionalkan. Tujuan iklan yang baik tidak saja efektif bagi penentuan kriteria untuk mengambil keputusan, tetapi juga memberikan standar untuk membandingkannya dengan hasil akhir dari sebuah kampanye.
Sejarah Periklanan
Commercial message and political
campaign displays have been found in the ruins of ancient Arabia. Egyptians
used papyrus to create sales messages and wall posters, while lost-and-found
advertising on papyrus was common in Ancient Greece and Ancient Rome. Wall or
rock painting for commercial advertising is another manifestation of an ancient
advertising form, which is present to this day in many parts of Asia, Africa,
and South America.
Para arkeolog meyakini, advertising
sudah ada sejak zaman dulu. Advertising dilakukan dalam berbagai bentuk
“mempublikasikan” berbagai peristiwa (event) dan tawaran ( offers). Orang-orang
Roma mengecat dinding untuk mengumumkan perkelahian gladiator, dan orang-orang
Ponosea melukis gambar untuk mempromosikan perangkat keras mereka di batu-batu
besar di sepanjang jalur parade. Di Pompei misalkan, banyak lukisan seorang
tokoh politisi dan meminta dukungan suara dari masyarakat. Di Perancis,
traditional advertising sudah marak tahun 550 Sebelum Masehi untuk mengiklankan
kaum negro sebagai budak. Orang-orang Mesir Kuno menggunakan daun/kertas
papyrus untuk mempromosikan produk atau jasa.
Sebagai bentuk printed advertising,
periklanan berkembang di awal abad 15-16. Secara nyata mulai menunjukkan kemajuan
di awal abad 17 di Inggris untuk mempromosikan buku dan Koran yang mulai
berkembang. Dan ketika aktivitas perekonomian mulai meningkat diberbagai
penjuru dunia, di tahun 18 an, di Amerika Serikat, periklanan mulai mendapat
perhatian besar. Bahkan tahun 1841, didirikan Agensi Periklanan pertama oleh
Volney Palmer di Boston. Pada waktu itu, agensi periklanannya masih sebatas
perantara pemasar dengan pihak surat kabar sebagai penerbit iklan. Baru tahun
1875 di Philadelpia, dibuat agensi periklanan yang lebih multi fungsi. Dalam
periode ini pula wanita mulai mengambil porsi. Baik sabagai tenaga periklanan,
maupun sebagai image produk iklan. Penggunaan “wanita” sebagai daya tarik,
pertama kali dipakai dalam iklan sabun mandi.
Jenis Jenis Iklan
Advertising, in its non-commercial guise, is a powerful educational tool capable of reaching and motivating large audiences. "Advertising justifies its existence when used in the public interest - it is much too powerful a tool to use solely for commercial purposes.
Dilihat dari tujuannya, ada beberapa jenis iklan, yakni : comercial advertising, corporate advertising, dan public service advertising.
1. Comercial Advertising. Iklan
komersial adalah iklan yang bertujuan untuk mendukung kampanye pemasaran suatu
produk atau jasa. Iklan komersial ini sendiri terbagi menjadi beberapa macam.
· Iklan Strategis. Digunakan untuk
membangun merek. Hal itu dilakukan dengan mengkomunikasikan nilai merek dan
manfaat produk. Perhatian utama dalam jangka panjang adalah memposisikan merek
serta membangun pangsa pikiran dan pangsa pasar. Iklan ini mengundang konsumen
untuk menikmati hubungan dengan merek serta meyakinkan bahwa merek ini ada bagi
para pengguna.
· Iklan Taktis. Memiliki tujuan yang
mendesak. Iklan ini dirancang untuk mendorong konsumen agar segera melakukan
kontak dengan merek tertentu. Pada umumnya iklan ini memberikan penawaran
khusus jangka pendek yang memacu konsumen memberikan respon pada hari yang
sama.
2. Corporate Advertising. Iklan yang
bertujuan membangun citra suatu perusahaan yang pada akhirnya diharapkan juga
membangun citra positif produk-produk atau jasa yang diproduksi oleh perusahaan
tersebut. Iklan Corporate akan efektif bila didukung oleh fakta yang kuat dan
relevan dengan masyarakat, mempunyai nilai berita dan biasanya selalu dikaitkan
dengan kegiatan yang berorientasi pada kepentingan masyarakat. Iklan Corporate
merupakan bentuk lain dari iklan strategis ketika sebuah perusahaan melakukan
kampanye untuk mengkomunikasikan nilai-nilai korporatnya kepada Public.
Iklan Corporate sering kali
berbicara tentang nilai-nilai warisan perusahaan, komitmen perusahaan kepada
pengawasan mutu, peluncuran merek dagang atau logo perusahaan yang baru atau
mengkomunikasikan kepedulian perusahaan terhadap lingkungan sekitar.
3. Public Service Advertising. Iklan
Layanan Masyarakat merupakan bagian dari kampanye social marketing yang
bertujuan menjual gagasan atau ide untuk kepentingan atau pelayanan masyarakat.
Biasanya pesan Iklan Layanan Masyarakat berupa ajakan, pernyataan atau himbauan
kepada masyarakat untuk melakukan atau tidak melakukan suatu tindakan demi
kepentingan umum atau merubah perilaku yang “tidak baik” supaya menjadi lebih
baik, misalnya masalah kebersihan lingkungan, mendorong penghargaan terhadap
perbedaan pendapat, keluarga berencana, dan sebagainya
JENIS LAY OUT IKLAN CETAK
1. MONDRIAN LAY OUT
Mengacu pada konsep seorang pelukis
Belanda bernama Piet Mondrian, yaitu: penyajian iklan yang mengacu pada
bentuk-bentuk square/landscape/portait, dimana masing-masing bidangnya sejajar
dengan bidang penyajian dan memuat gambar/copy yang saling berpadu sehingga
membentuk suatu komposisi yang konseptual.
2. MULTI PANEL LAY OUT
Bentuk iklan dimana dalam satu bidang penyajian dibagi menjadi beberapa tema visual dalam bentuk yang sama (square/double square semuanya).
Bentuk iklan dimana dalam satu bidang penyajian dibagi menjadi beberapa tema visual dalam bentuk yang sama (square/double square semuanya).
3. PICTURE WINDOW LAY OUT
Tata letak iklan dimana produk yang diiklankan ditampilkan secara close up. Bisa dalam bentuk produknya itu sendiri atau juga bisa menggunakan model (public figure)
Tata letak iklan dimana produk yang diiklankan ditampilkan secara close up. Bisa dalam bentuk produknya itu sendiri atau juga bisa menggunakan model (public figure)
4. COPY HEAVY LAY OUT
Tata letaknya mengutamakan pada bentuk copy writing (naskah iklan) atau dengan kata lain komposisi lay out nya didominasi oleh penyajian teks (copy)
Tata letaknya mengutamakan pada bentuk copy writing (naskah iklan) atau dengan kata lain komposisi lay out nya didominasi oleh penyajian teks (copy)
5. FRAME LAY OUT
Suatu tampilan iklan dimana border/bingkai/frame nya membentuk suatu naratif (mempunyai cerita)
Suatu tampilan iklan dimana border/bingkai/frame nya membentuk suatu naratif (mempunyai cerita)
6. SHILHOUTTE LAY OUT
Sajian iklan yang berupa gambar ilustrasi atau tehnik fotografi dimana hanya ditonjolkan bayangannya saja. Penyajian bisa berupa Text-Rap/warna spot color yang berbentuk gambar ilustrasi atau pantulan sinar seadanya dengan tehnik fotografi.
Sajian iklan yang berupa gambar ilustrasi atau tehnik fotografi dimana hanya ditonjolkan bayangannya saja. Penyajian bisa berupa Text-Rap/warna spot color yang berbentuk gambar ilustrasi atau pantulan sinar seadanya dengan tehnik fotografi.
7. TYPE SPECIMEN LAY OUT
Tata letak iklan yang hanya menekankan pada penampilan jenis huruf dengan point size yang besar. Pada umumnya hanya berupa Head Line saja.
Tata letak iklan yang hanya menekankan pada penampilan jenis huruf dengan point size yang besar. Pada umumnya hanya berupa Head Line saja.
8. SIRCUS LAY OUT
Penyajian iklan yang tata letaknya tidak mengacu pada ketentuan baku. Komposisi gambar visualnya, bahkan kadang-kadang teks dan susunannya tidak beraturan.
Penyajian iklan yang tata letaknya tidak mengacu pada ketentuan baku. Komposisi gambar visualnya, bahkan kadang-kadang teks dan susunannya tidak beraturan.
9. JUMBLE LAY OUT
Penyajian iklan yang merupakan kebalikan dari sircus lay out, yaitu komposisi beberapa gambar dan teksnya disusun secara teratur.
Penyajian iklan yang merupakan kebalikan dari sircus lay out, yaitu komposisi beberapa gambar dan teksnya disusun secara teratur.
10. GRID LAY OUT
Suatu tata letak iklan yang mengacu pada konsep grid, yaitu desain iklan tersebut seolah-olah bagian per bagian (gambar atau teks) berada di dalam skala grid.
Suatu tata letak iklan yang mengacu pada konsep grid, yaitu desain iklan tersebut seolah-olah bagian per bagian (gambar atau teks) berada di dalam skala grid.
11. BLEED LAY OUT
Sajian iklan dimana sekeliling bidang menggunakan frame (seolah-olah belum dipotong pinggirnya). Catatan: Bleed artinya belum dipotong menurut pas cruis (utuh) kalau Trim sudah dipotong.
Sajian iklan dimana sekeliling bidang menggunakan frame (seolah-olah belum dipotong pinggirnya). Catatan: Bleed artinya belum dipotong menurut pas cruis (utuh) kalau Trim sudah dipotong.
12. VERTICAL PANEL LAY OUT
Tata letaknya menghadirkan garis pemisah secara vertical dan membagi lay out iklan tersebut.
Tata letaknya menghadirkan garis pemisah secara vertical dan membagi lay out iklan tersebut.
13. ALPHABET INSPIRED LAY OUT
Tata letak iklan yang menekankan pada susunan huruf atau angka yang berurutan atau membentuk suatu kata dan diimprovisasikan sehingga menimbulkan kesan narasi (cerita).
Tata letak iklan yang menekankan pada susunan huruf atau angka yang berurutan atau membentuk suatu kata dan diimprovisasikan sehingga menimbulkan kesan narasi (cerita).
14. ANGULAR LAY OUT
Penyajian iklan dengan susunan elemen visualnya membentuk sudut kemiringan, biasanya membentuk sudut antara 40-70 derajat.
Penyajian iklan dengan susunan elemen visualnya membentuk sudut kemiringan, biasanya membentuk sudut antara 40-70 derajat.
15. INFORMAL BALANCE LAY OUT
Tata letak iklan yang tampilan elemen visualnya merupakan suatu perbandingan yang tidak seimbang.
Tata letak iklan yang tampilan elemen visualnya merupakan suatu perbandingan yang tidak seimbang.
16. BRACE LAY OUT
Unsur-unsur dalam tata letak iklan membentuk letter L (L-Shape). Posisi bentuk L nya bisa tebalik, dan dimuka bentuk L tersebut dibiarkan kosong.
Unsur-unsur dalam tata letak iklan membentuk letter L (L-Shape). Posisi bentuk L nya bisa tebalik, dan dimuka bentuk L tersebut dibiarkan kosong.
17. TWO MORTISES LAY OUT
Penyajian bentuk iklan yang penggarapannya menghadirkan dua inset yang masing-masing memvisualkan secara diskriptif mengenai hasil penggunaan/detail dari produk yang ditawarkan.
Penyajian bentuk iklan yang penggarapannya menghadirkan dua inset yang masing-masing memvisualkan secara diskriptif mengenai hasil penggunaan/detail dari produk yang ditawarkan.
18. QUADRAN LAY OUT
Bentuk tampilan iklan yang gambarnya dibagi menjadi empat bagian dengan volume/isi yang berbeda. Misalnya kotak pertama 45%, kedua 5%, ketiga 12%, dan keempat 38%. (mempunyai perbedaan yang menyolok apabila dibagi empat sama besar).
Bentuk tampilan iklan yang gambarnya dibagi menjadi empat bagian dengan volume/isi yang berbeda. Misalnya kotak pertama 45%, kedua 5%, ketiga 12%, dan keempat 38%. (mempunyai perbedaan yang menyolok apabila dibagi empat sama besar).
19. COMIC STRIPS LAY OUT
Penyajian iklan yang dirancang secara kreatif sehingga merupakan bentuk media komik, lengkap dengan captions nya.
Penyajian iklan yang dirancang secara kreatif sehingga merupakan bentuk media komik, lengkap dengan captions nya.
Susunan lay out iklan yang menampilkan perpaduan gambar dan teks sehingga membentuk suatu cerita
0 komentar:
Posting Komentar